Senin, 23 Mei 2011

Kematian Sebuah Misteri

 oleh Yoyoh Yusroh Full pada 24 Mei 2011 jam 10:38

(Artikel terakhir yang ditulis oleh Ustadzah Yoyoh Yusroh untuk sebuah majalah)

Siapapun manusia didunia ini, baik ulama, cendikiawan, dokter, psycholog, para normal atau apapun statusnya tidak akan tahu kapan hari, jam,  dan tanggal kematiannya. Karena kematian seseorang merupakan hak prerogative Allah SWT yang tidak pernah diumumkan kepada manusia.

Untuk para hamba yang memiliki pemahaman seperti ini, ia akan selalu siaga untuk menghadapi hari kematiannya dengan berbagai amal yang diridhoi Allah SWT. Siaga menghadapi kematian melebihi kesiagaan dalam hal lain. Misalnya saat ini banyak orang melakukan siaga bencana, siaga perang, siaga banjir dan siaga-siaga lainya tapi luput programnya dari siaga kematian. Padahal kematian adalah sebuah misteri, ia akan merenggut siapa saja didunia ini dengan tidak mengenal usia. Bukan hanya orang tua, tetapi anak muda, remaja bahkan bayi sekalipun dapat meninggal tanpa diprediksi. Kematian juga tidak mengenal apakah orang itu sakit atau sehat, karena  terbukti orang yang sehat, segar dan bugar juga bisa mengalami mati mendadak.
Kematian juga tidak selalu  dialami seseorang secara sendirian, karena bila Allah SWT menghendaki kematian bisa dialami oleh sebuah komunitas, atau suatu bangsa di suatu daerah , atau suatu wilayah atau suatu negara dalam jumlah yang sangat menakjubkan. Contoh peristiwa gempa bumi di Padang Sumatera Barat  atau Tsunami di Aceh dan yang terakhir di Jepang.

Sebagai seorang muslim kematian yang didambakan adalah mati syahid dalam membela agama Allah SWT, mempertahankan hak seperti yang dilakukan oleh saudara kita yang ada di Palestina saat ini dalam melawan Israel yang mengambil tanah mereka, menguasai masjid Al Aqsa dan berbagai hak hidup mereka. Namun karena kematian sebuah misteri tidak semua mereka yang berjuang mendapat karunia syahadah seperti yang di harapkan.

Ada juga  yang mengharapkan kematian  setelah melakukan ibadah seperti setelah selesai sholat, setelah berbuka puasa atau setelah selesai melaksanakan ibadah  haji,atau ibadah-ibadah lainnya.  Banyak harapan mereka yang dikabulkan Allah SWT.  Rita seorang aktifis dakwah di kota Tangerang teman saya menceritakan bahwa pada bulan Ramadhan tahun 2009 seorang bapak bernama Ahmad ikut  sholat tarawih. Setelah selesai sholat dan sedang berdzikir, ia terjatuh dan kemudian  meninggal dunia.  Cerita lain tentang  seorang ibu yang baru selesai berbuka kemudian terjatuh dan segera dilarikan kerumah sakit. Tak lama kemudian ia  meninggal dirumah sakit.

Ada lagi peristiwa  yang  sangat memilukan. Seorang ibu yang baru selesai menunaikan ibadah haji  meninggal di pesawat GA 981. Ketika ia menaiki tangga,  pas di anak tangga yang terakhir dekat pintu ia terjatuh dalam posisi duduk. Kebetulan penulis duduk di dekat pintu sehingga terlihat  jelas bagaimana ia terjatuh dan dibantu suaminya untuk duduk. Ia terlihat sangat lemah , sehingga dibaringkan dan di gotong oleh teman-temannya sesama jamaah haji dari Solo. Saat digotong  dan lewat di hadapan  penulis, penulis  berdiri dan sempat memegang kakinya yang  terasa sangat dingin. Kemudian pramugari melalui pengeras suara menanyakan siapa penumpang  yang dokter. Ia mohon bantuannya untuk menolong pasien yang sedang sakit. Ternyata ada dua dokter laki laki dan perempuan yang siap menolong, kemudian agak ramai mereka mondar mandir karena posisi duduk ibu Hartati-nama ibu itu-  di kelas ekonomi agak rumit untuk mendapat bantuan. Akhirnya kebijakan crew pesawat ibu Hartati di pindahkan ke kelas bisnis untuk memudahkan pengurusannya.

Setelah pesawat take off beberapa menit dan suasana agak tenang, masing masing petugas duduk kembali ke kursi masing masing. Penulis mencoba melihat ibu Hartati di tempatnya, ternyata beliau tidur mendengkur disebelah suaminya. Tidak lama kemudian  terlihat suasana yang agak ribut.  Ternyata ibu Hartati sudah meninggal. Ia meninggal  dalam posisi duduk.  Terpikir oleh penulis tidak mungkin selama 9 jam mayat bisa bertahan duduk di kursi. Akhirnya setelah musyawarah dengan crew pesawat jenazah ibu Hartati  diletakkan dibelakang barisan kursi bisnis terakhir dengan beralaskan plastik. Hal ini menjadi PR bagi penulis untuk memberi masukan kepada pihak penerbangan. Ketika rapat kerja bulan Mei 2010  dengan pengelola maskapai Garuda di komisi VIII yang membincang masalah biaya penerbangan haji,  penulis sampaikan kepada Dirut Garuda pak Emir Sattar  bahwa penerbangan harus selalu mempersiapkan KIT untuk jenazah berupa kantong mayat, karena sangat mungkin dalam penerbangan jauh atau dekat ada seseorang yang tiba ajalnya. Saat itu beliau mengaminkan, dan mudah-mudahan sekarang sudah  direalisasikan.

Itulah kematian yang merupakan hak  penuh Allah  SWT,  yang tidak bisa di duga oleh siapapun. Ia adalah لا يستاءخرون ساعة ولايستقدمون..... Tidak bisa ditunda sedikitpun atau di percepat. Wallahu  a'lam bis showwab.



Madinah Almunawwarah
23/04/2011
Yoyoh Yusroh

Minggu, 08 Mei 2011

kertas kusam yang sangat bermakna

catatan ini kutemukan diantara tumpukan bukuku,sudah sangat kusut, berdebu,,,membacanya mengingatkanku  kejadiannya di tahun 2007,,,ada acara dirumah seorang ustadz,, s bersama dengan beberapa teman kesana,stalh bantu bersih2...kami istrahat,,, ada yang menarik perhatianku, sebuah benda besar terpajang didinding diruang tengah rumah ustadz..kusajikan disini dengan mengedit sedikit (sedikitji) semaga bs menjadi inspirasi buat kt smua

kami rindu zaman ketika liqo adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan
kami rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan, beban apalagi paksaan
kami rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan bukan keraguan apalagi kecurigaan
kami rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan bukan tuntutan apalagi hujatan
kami rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan bukan susdzon atau menjatuhkan
kami rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan dan terlambat adalah kelalaian
kami rindu zaman ketika akan pergi liqo membawa infaq, alat tulis, buku catatan dan terjemahan ditambah sedikit hafalan
kami rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tidak bisa hadir liqo
kami rindu zaman ketika seorang ikhwan berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya
kami rindu zaman itu,,,,kami rindu
ya Rabbana
jangan Engkau buang kenikmatan berdakwah dari hati-hati kami
jangan Engkau jadikan hidup ini hanya berjalan ditempat yang sama